INVENTARISASI KETERSEDIAAN GULMA SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA PADA LAHAN PETANI KOPI DI DESA KANDANG KECAMATAN SEBERANG MUSI KABUPATEN KEPAHIANG

Dublin Core

Title

INVENTARISASI KETERSEDIAAN GULMA SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA PADA LAHAN PETANI KOPI DI DESA KANDANG KECAMATAN SEBERANG MUSI KABUPATEN KEPAHIANG

Description

Hijauan adalah pakan utama ternak ruminansia dan merupakan kunci keberhasilan dalam menghasilkan produk peternakan terutama daging dan susu. Desa Kandang merupakan sentral perkebunan kopi, gulma sebagai sumber hijauan pakan banyak tumbuh pada nauangan tanaman kopi. Penelitian ini bertujun untuk menginventarisasi potensi gulma sebagai sumber hijauan pakan ternak yang terdapat di lahan petani kopi Desa Kandang Kecamatan Seberang Musi Kabupaten Kepahiang. Penelitian berlangsung dari tanggal 3 Maret sampai dengan 30 April 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei langsung ke lapangan dengan melakukan pengamatan disertai dengan kuisioner pada 81 KK yang menjadi sampel penelitian. Total luas lahan kebun kopi 140 ha, kemudian diambil 30 % untuk dijadikan sampel penelitian, hasilnya adalah 42 ha. Gulma diambil menggunakan ubinan dari kayu berukuran 1 x 1 m2, masing-masing lahan diukur dengan menempatkan 17 cuplikan mengikuti pola huruf X pada lahan petani kopi bertopografi datar, landai atau miring dan curam. Gulma yang didapat akan digunakan untuk identifikasi jenis gulma, menghitung produksi, mengetahui kandungan nutrisi dan kapasitas tampung lahan pada ternak rumnansia.
Hasil dari penelitian ini terdapat 14 jenis gulma yang ada di lahan petani kopi Desa Kandang yaitu Abang-abang/Siso/Gatalan/Iso-iso (Setaria plicata), Lumay (Asystasia gangetica), Ilalang (Imperata cylindrica), Cabe Mesang/Rembetan/Akar/Kawat (Mikania Micrantha), Jabung/Sintrong (Crassocephalum crepidioides), Kacang (Arachis pintoi), Teki/Alam (Kyllinga monocephala Rottb), Kumpai (Digitaria adscenden), Tetak Tunggul (Peperomia pellucida), Angit/Belanda (Ageratum conyzoides), Malaysia (Chromolaena odorata), Bendo/KasurBuayo/Kentangan/Bandrotan (Borreria alata), Dughuak Utan (Clidemia hirta), Sekejut/Putri Malu (Mimosa pudica). Dari 14 jenis ini diambil 30 % atau lima jenis gulma yang sering digunakan peternak Desa Kandang sebagai pakan ternak untuk dianalisis kandungan nutrisinya.
Produksi gulma pertahunnya diperkirakan mencapai 26,4 ton/ha/th. Lima jenis gulma yang diteliti di Laboratorium Institut Pertanian Bogor memiliki kandungan gizi cukup baik untuk dijadikan pakan ternak ruminansia. Lumay (Asystasia gangetica), Abang-abang (Setaria plicata), Kasur Buayo (Borreria alata), Cabe Mesang (Mikania Micrantha), Jabung (Crassocephalum crepidioides) memiliki Bahan Kering 9,96-26,00%, Bahan Organik 78,97-93,47%, Protein Kasar 11,15-19,64%, Serat Kasar 9,37-26,43%, Lemak 0,50-2,08%. Kapasitas tampung lahan pada ternak ruminansia mencapai 2 ST pertahun.

Creator

ANDIKA SAHPUTRA
NPM : 1650080006

pembimbing: Neli Defianti.,SP.,MP
Penguji I:Dr.Ir. Nurhaita.,MP
penguji II:Ir.Wismalinda Rita.,MP

Source

PETERNAKAN

Publisher

upt perpustakaan

Date

09/03/2021

Contributor

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

Rights

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

Relation

AAK. 1995. Beternak Sapi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia. Jakarta.
Anggraeni, I. Ratna. (2017). Potensi ekstrak suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth) terhadap pertumbuhan rambut kelinci. Universitas lampung.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepahiang, 2018. Kecamatan Seberang Musi Dalam angka Tahun 2018. Kabupaten Kepahiang : Badan Pusat Statistik.
Badrunasar, Anas dan Harry Budi Santoso. 2016. Tumbuhan Liar Berkhasiat Obat. Jawa Barat : Forda Press.
Budiasa, I. K. M. 2005. Ketersediaan Hijauan Sumber Pakan Sapi Bali Berdasarkan Penggunaan Lahan dan Topografi di Kabupaten Jembrana Provinsi Riau. Tesis. Program Pascasarjana IPB, Bogor.
Budiman, A., M. Thamrin and S. Asikin. 1988. Beberapa Jenis Gulma di Lahan Pasang Surut Kalimantan Selatan dan Tengah dengan Tingkat Kemasaman Tanah Yang Berbeda. Dalam Prosiding Konferensi HIGI IX.
Cherney DJR. 2000. Characterization of forage by chemical analysis. Di dalam Given DI, Owen I, Axford RFE, Omed HM. Forage Evaluation in Ruminant Nutrition. Wollingford (US): CABI Publishing.
CRC. 2003. Weed management guide: Asystasia gangetica ssp. micrantha. In: aletr List for Environtmental Weeds (e.d) CRC for Australian Weed Management.
Davies.H.L. 1982. Nutrion and Growt Manual, Published by australian Universities International Development Program. Malbourne.
Departemen Pertanian. 2009. Pedoman Teknis Perluasan Areal Padang Penggembalaan TA.2009.
Dirjen Peternakan. 1986. Usaha peternakan analisi dan pengelolaannya. Direktorat Bina Usaha Petani Peternak dan Pegolahan Hasil Peternakan. Departemen Pertanian, Jakarta.
Ensminger, M.E., 1971. Swine Science. (Animal Agriculturel Series). Srd. edition. The Interstate Printers and Publishers Inc. Danville. Illinois.
Grubben. G.J.H. (2004). Vegetables. Wegeningan : PROTA (Plant Resources of Tropical africa) Foundation.
Guntoro, S. 2002. Budidaya sapi Potong. Gramedia, Jakarta
Halls, L.K., R.H. Hughs, R.L. Runmel and B.L. Southwel. 1964. Forage and Cattle Management in Longleaf Slaash Pine Forest. Farmer’s Bulletin, 2199, USA, Washington.
Hartadi, H. S. Reksohadiprodjo, dan A. D Tillman. 1993. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Cetakan ketiga. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Hartadi, H., Tilman, A. D., Reksohadiprojo, S., Kusumo, S. P dan S. Lebdosoekodjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University press, yogyakarta.
Kencana, S. 2000. Habitat Rusa Timor (CervusTimorensis) dan Kapasitas Tampung Padangan Alam Taman Buru Pulau Rumberpon Manokwari.
Kamal, M. 1998. Nutrisi Ternak I. Rangkuman. Lab. Makanan Ternak, jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, UGM. Yogyakarta.
Lakitan, B. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada.Jakarta
Mangoensoekarjo, S. dan Soejono, A. T. 2015.Ilmu Gulma dan Pengelolaan pada Budidaya Perkebunan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Manu AE. 2013. Produktivitas padang penggembalaan sabana Timur Barat. Pastura Vol. 3 No. 1 :25-29. ISSN : 2088-818X.
Maswar. 2004. Kacang hias (Arachis pintoi) pada usaha tani lahan kering. Balai Penelitian Tanah. Bogor.
Nurhaita. 2008. Evaluasi dan Pemanfaatan Daun Kelapa sawit dalam ransum Ternak ruminansia. Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Andalas Padang.
Pramana, A.A, Fauzi, M.A., Widyani, N. Heriansyah, I. n Roshetko, J.M. 2010. Panduan Lapangan Untuk Pertanian. CIFOR, Bogor.
Prasad R, Zainol MS, Ahmad I, Krishnaiah D. 2011. Studi kinetika mi microwavemembantu ekstraksi senyawa aktif hipoglikemik dari Ceriops decandra sp. Daun menggunakan perbandingan etanol dengan ekstraksi Soxhlet. Jurnal Ilmu Pengetahuan Terapan 11: 2364-2369.
Prawiradiputra, B. P . Sajimin, Nurhayati, D.P dan Iwam H. 2012. Hijauan Pakan Ternak di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.Departemen Pertanian. Bogor.
Prawiradiputra, B.R dan Tala’ ohu, S. H. 2006. Jenis-Jenis Pakan Ternak sebagai Konservasi di DAS Cimanuk Hulu. Bogor.
Prawiradiputra, B.R. 2007. Kirinyu (Chromolaena odorata (L.) R.M. King dan H. Robinson: Gulma padang gulma yang merugikan. Bulletin Ilmu Peternakan Indonesia (WARTAZOA), 17(1): 46-52
Retnani, Y., Widiarti, W., Amiroh, I. Herawati, L., Satoto, K.B. 2009. Daya simpan dan palatabilitas wafer ransum komplit pucuk dan ampas tebu untuk sapi pedet. Prosiding Media Peternakan. Bogor. Hlm 130-136.
Rinaldi R, Hairul B, Manfarizah. 2012. Bahaya erosi dan upaya konservasi padang penggembalaan sapi di aceh besar. Jurnal Manajemen Sumber Daya Lahan. 1 (2): 136-145.
Ruhnayat A. 2003. Budidaya Tanaman Obat Secara Organik. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Rusnan H, Ch. L. Kaunang dan Yohanis L. R. Tulung. 2015. Analisis potensi dan strategi pengembangan sapi potong dengan pola integrasi kelapa – sapi di kabupaten halmahera selatan provinsi maluku utara. Jurnal Zootek. 35(2): 187 - 200.
Sankaran. 2015. Mikania micrantha Mile-a-minute weed. the Asia-Pacific Forest Invasive Species Network (APFISN). India. 9 (4). 10 – 19.
Sigarimbun, Masri. dan Sofyan Effendi, 1999. Metode Penelitian Survey. Jakarta. PT pustaka LP3ES.
Sudarmadji S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta (ID): Liberti.
Sugiyanto, 2013. Kirinyuh (Chromolaena Odorata), Gulma Dengan Banyak Potensi Manfaat. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Perkebunan (Online) (http://ditjenbun.pertanian.go.id/), diakses 02 Juli 2020
Susilawati, T. 2008. Perbedaan Produktivitas Kambing Peranakan Etawa (PE) Antara Perkawinan Alam dan Perkawinan Inseminasi Buatan (IB) Di Ampelgading Kabupaten Malang. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya, Malang
Syamsulhidayat, R., & M. napitopulu, R. (2015). Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta: Agriflo.
Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Tjirosoedirjo, S. S. 2011. Fokus gulma: Asystasia gangetica (L.) T. Anderson subsp. micrantha (Ness) Ensermu. Jurnal Gulma dan tumbuhan Invasif Tropika, 2 ()1:39-40
Trisyulianti, E, Suryahadi, V. N. Rakhma. 2003. Pengaruh penggunaan molases dan tepung gaplek sebagai bahan perekat terhadap sifat fisik wafer ransum komplit. Media Peternakan. 26 (2): 35-40.
Van Steenis, C. G. G.J. 1997. Flora (Cetakan ke-7). PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Hal 163-164. Tebal buku 485 hlm.
Wibisono, W.G. 2011. Tanaman Obat Keluarga Berkasiat. Ungaran : VIVO Publisher
Yulianto, P. dan C. Suprianto. 2010. Pembesaran Sapi potong Secara Intensif. Penerbit Swadaya. Jakarta.


Format

pdf

Language

Bahasa Indonesia

Type

Jurnal

Collection

Citation

ANDIKA SAHPUTRA NPM : 1650080006 et al., “INVENTARISASI KETERSEDIAAN GULMA SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA PADA LAHAN PETANI KOPI DI DESA KANDANG KECAMATAN SEBERANG MUSI KABUPATEN KEPAHIANG

,” Repository Universitas Muhammadiyah Bengkulu, accessed March 29, 2024, http://repo.umb.ac.id/items/show/1547.