HUBUNGAN MINAT MEMBACA FABEL DENGAN KEMAMPUAN
MENCERITAKAN KEMBALI FABEL SISWA KELAS VII A SMPN 13
KOTA BENGKULU
Dublin Core
Title
HUBUNGAN MINAT MEMBACA FABEL DENGAN KEMAMPUAN
MENCERITAKAN KEMBALI FABEL SISWA KELAS VII A SMPN 13
KOTA BENGKULU
MENCERITAKAN KEMBALI FABEL SISWA KELAS VII A SMPN 13
KOTA BENGKULU
Description
Rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah minat
membaca fabel siswa kelas VII A SMPN 13 kota Bengkulu? Bagaimanakah
kemampuan menceritakan kembali fabel siswa kelas VII A SMPN 13 kota
Bengkulu? Bagaimanakah hubungan minat membaca fabel dengan kemampuan
menceritakan kembali fabel siswa kelas VII A SMPN 13 kota Bengkulu?
Tujuan penelitian ini adalah: Untuk memperoleh pendeskripsian minat membaca
fabel siswa kelas VII A SMPN 13 kota Bengkulu. Untuk memperoleh
pendeskripsian kemampuan menceritakan kembali fabel siswa kelas VII A
SMPN 13 kota Bengkulu.Untuk memperoleh pendeskripsian hubungan minat
membaca fabel dengan kemampuan menceritakan kembali fabel siswa kelas VII
A SMPN 13 kota Bengkulu. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2013:21) ”Penelitian
kuantitatif dapat diperoleh dari hasil pengukuran atau perhitungan berupa
angka-angka. Berdasarkan pendapat tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk
memberikan gambaran dan deskripsi yang jelas terhadap fakta dan data mengenai
hubungan minat membaca fabel dengan kemampuan menceritakan kembali fabel
siswa kelas VII A SMPN 13 kota Bengkulu yang diperoleh melalui
pengukuran.Subjek Penelitian ini adalah di kelas VII A SMP Negeri 13 Kota
Bengkulu pada semester II tahun pelajaran 2021/2022. Siswa kelas VII A dengan
jumlah siswa 29 orang yang terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 12 orang
siswa perempuan.Teknik Pengumpulan Dataini adalah Minat Membaca Fabel
menggunakan variabel X dan Kemampuan Menceritakan Kembali Fabel Siswa
Kelas VII A SMPN13 Kota menggunakan variabel Y.Teknik Analisis Data ini
adalah Merekapitulasi data yang telah diperoleh hubungan minat membaca fabel
dengan kemampuan menceritakan kembali fabel siswa kelas VII A SMPN 13 kota
Bengkulu. Mendeskripsikan data yang telah diperoleh hubungan minat membaca
fabel dengan kemampuan menceritakan kembali fabel siswa kelas VII SMPN 13
kota Bengkulu.Menggunakan uji R / Product momen hubungan minat membaca
fabel dengan kemampuan menceritakan kembali fabel siswa kelas VII A SMPN
13 Kesimpulan ini adalah Minat membaca fabel siswa adalah cukup dari hasil8 8
yang di dapat adalah 3 . bila dikonsultasikan dengan tabel minat skala hasil berupa
cukup.
Kemampuan menceritakan kembali adalah cukup, karena dari hasil yang di dapat
67,01, bila dikonsultasikan dengan skala interval 60-69 berupa cukup.
Diketahui bahwa r hitung lebih besar dari r tabel yaitu r hitung 0,446 sementara r
rabel 0.381 Berdasarkan hasil uji r tersebut dapat disimpulakan bahwa terdapat
hubungan minat membaca fabel dengan kemampuan meceritakan kembali fabel.
Saran ini adalah Peneliti yang mengembangkan penelitian tentang sastra dalam
hal ini menceritakan kembali fabel, dapat menggunakan hasil penelitian ini
sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian lainnya dengan mengukur
kemampuan yang berbeda sehingga didapat sebagai bahan rujukan dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Bagi siswa hendaknya terus ditingkat
kembali tentang kemampuan berbicara terutama dalam menceritakan kembal
fabel.
membaca fabel siswa kelas VII A SMPN 13 kota Bengkulu? Bagaimanakah
kemampuan menceritakan kembali fabel siswa kelas VII A SMPN 13 kota
Bengkulu? Bagaimanakah hubungan minat membaca fabel dengan kemampuan
menceritakan kembali fabel siswa kelas VII A SMPN 13 kota Bengkulu?
Tujuan penelitian ini adalah: Untuk memperoleh pendeskripsian minat membaca
fabel siswa kelas VII A SMPN 13 kota Bengkulu. Untuk memperoleh
pendeskripsian kemampuan menceritakan kembali fabel siswa kelas VII A
SMPN 13 kota Bengkulu.Untuk memperoleh pendeskripsian hubungan minat
membaca fabel dengan kemampuan menceritakan kembali fabel siswa kelas VII
A SMPN 13 kota Bengkulu. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2013:21) ”Penelitian
kuantitatif dapat diperoleh dari hasil pengukuran atau perhitungan berupa
angka-angka. Berdasarkan pendapat tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk
memberikan gambaran dan deskripsi yang jelas terhadap fakta dan data mengenai
hubungan minat membaca fabel dengan kemampuan menceritakan kembali fabel
siswa kelas VII A SMPN 13 kota Bengkulu yang diperoleh melalui
pengukuran.Subjek Penelitian ini adalah di kelas VII A SMP Negeri 13 Kota
Bengkulu pada semester II tahun pelajaran 2021/2022. Siswa kelas VII A dengan
jumlah siswa 29 orang yang terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 12 orang
siswa perempuan.Teknik Pengumpulan Dataini adalah Minat Membaca Fabel
menggunakan variabel X dan Kemampuan Menceritakan Kembali Fabel Siswa
Kelas VII A SMPN13 Kota menggunakan variabel Y.Teknik Analisis Data ini
adalah Merekapitulasi data yang telah diperoleh hubungan minat membaca fabel
dengan kemampuan menceritakan kembali fabel siswa kelas VII A SMPN 13 kota
Bengkulu. Mendeskripsikan data yang telah diperoleh hubungan minat membaca
fabel dengan kemampuan menceritakan kembali fabel siswa kelas VII SMPN 13
kota Bengkulu.Menggunakan uji R / Product momen hubungan minat membaca
fabel dengan kemampuan menceritakan kembali fabel siswa kelas VII A SMPN
13 Kesimpulan ini adalah Minat membaca fabel siswa adalah cukup dari hasil8 8
yang di dapat adalah 3 . bila dikonsultasikan dengan tabel minat skala hasil berupa
cukup.
Kemampuan menceritakan kembali adalah cukup, karena dari hasil yang di dapat
67,01, bila dikonsultasikan dengan skala interval 60-69 berupa cukup.
Diketahui bahwa r hitung lebih besar dari r tabel yaitu r hitung 0,446 sementara r
rabel 0.381 Berdasarkan hasil uji r tersebut dapat disimpulakan bahwa terdapat
hubungan minat membaca fabel dengan kemampuan meceritakan kembali fabel.
Saran ini adalah Peneliti yang mengembangkan penelitian tentang sastra dalam
hal ini menceritakan kembali fabel, dapat menggunakan hasil penelitian ini
sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian lainnya dengan mengukur
kemampuan yang berbeda sehingga didapat sebagai bahan rujukan dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Bagi siswa hendaknya terus ditingkat
kembali tentang kemampuan berbicara terutama dalam menceritakan kembal
fabel.
Creator
NOVITA YOLANDA PUTRI
NPM 1821120033
NPM 1821120033
PEMBIMBING
MAN HAKIM, M.Pd
MAN HAKIM, M.Pd
PENGUJI 1
Dra. YANTI PAULINA, M.Pd
Dra. YANTI PAULINA, M.Pd
PENGUJI 2
LOLIEK KANIA ATMAJA, M.Pd
LOLIEK KANIA ATMAJA, M.Pd
Publisher
UPT PERPUSTAKAAN
Date
01 DESEMBER 2022
Contributor
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
Rights
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
Language
BAHASA INDONESIA
Identifier
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Faizah, Umi. 2016. Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini Melalui Metode
Bercerita Wayang Karton.Jurnal Islamic Revie (JIE).Volume V No. 2
Oktober 2016.
Harsiati, Titik dkk.2016. Buku Siswa Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Pembukuan, Balitbang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kunandar, 2013.Penilaian Otentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013). Raja Grafindo Persada Jakarta.
Kurniawati, Aulia. 2017. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Teks Cerita
Rakyat di Lingkungan Setempat yang Dibaca Siswa Kelas VI SMP Taman
Dewasa Probolinggo.Skripsi Jurusan Sastra Indonesia Universitas Malang.
Majid, Abdul Aziz Abdul. 2005. Mendidik Dengan Cerita. Bandung: PT Remaja
RosdaKarya
Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
. 2014. Penilaian Otentik Dalam Pembelajran Bahasa. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
. 2014. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Parisal, Rial.2014. Kemampuan Bercerita Dongeng Siswa Kelas VIII SMP Negeri
9Tanjung Pinang Tahun Ajaran 2013/2014.E-Journal.Volume 2 nomor 2
Juli 2014.
Tarigan, Hendri Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbicara.
Bandung: Angkasa.
Trianto Agus. 2017. Bahasa Indonesia Kelas VII. Jakarta : Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Sudijono, Anas. 2014. Pengantar Satistik Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada76
76
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alvabeta, cv.
Yandi, Hidayatullah. 2016. Pengertian Teks Cerita Fabel
(www.pelajaranbahasaindonesia.com/2016/07/22/teks-cerita-fabelpengertian-struktur-dan-contoh-teks-cerita-fabel diakses tanggal 15 Januari
2018)
Poerwati, Loeloek Endah, dkk. 2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013.
Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya
Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Faizah, Umi. 2016. Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini Melalui Metode
Bercerita Wayang Karton.Jurnal Islamic Revie (JIE).Volume V No. 2
Oktober 2016.
Harsiati, Titik dkk.2016. Buku Siswa Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Pembukuan, Balitbang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kunandar, 2013.Penilaian Otentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013). Raja Grafindo Persada Jakarta.
Kurniawati, Aulia. 2017. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Teks Cerita
Rakyat di Lingkungan Setempat yang Dibaca Siswa Kelas VI SMP Taman
Dewasa Probolinggo.Skripsi Jurusan Sastra Indonesia Universitas Malang.
Majid, Abdul Aziz Abdul. 2005. Mendidik Dengan Cerita. Bandung: PT Remaja
RosdaKarya
Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
. 2014. Penilaian Otentik Dalam Pembelajran Bahasa. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
. 2014. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Parisal, Rial.2014. Kemampuan Bercerita Dongeng Siswa Kelas VIII SMP Negeri
9Tanjung Pinang Tahun Ajaran 2013/2014.E-Journal.Volume 2 nomor 2
Juli 2014.
Tarigan, Hendri Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbicara.
Bandung: Angkasa.
Trianto Agus. 2017. Bahasa Indonesia Kelas VII. Jakarta : Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Sudijono, Anas. 2014. Pengantar Satistik Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada76
76
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alvabeta, cv.
Yandi, Hidayatullah. 2016. Pengertian Teks Cerita Fabel
(www.pelajaranbahasaindonesia.com/2016/07/22/teks-cerita-fabelpengertian-struktur-dan-contoh-teks-cerita-fabel diakses tanggal 15 Januari
2018)
Poerwati, Loeloek Endah, dkk. 2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013.
Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya
Collection
Citation
NOVITA YOLANDA PUTRI
NPM 1821120033 et al., “HUBUNGAN MINAT MEMBACA FABEL DENGAN KEMAMPUAN
MENCERITAKAN KEMBALI FABEL SISWA KELAS VII A SMPN 13
KOTA BENGKULU,” Repository Universitas Muhammadiyah Bengkulu, accessed September 22, 2025, https://repo.umb.ac.id/items/show/3086.
MENCERITAKAN KEMBALI FABEL SISWA KELAS VII A SMPN 13
KOTA BENGKULU,” Repository Universitas Muhammadiyah Bengkulu, accessed September 22, 2025, https://repo.umb.ac.id/items/show/3086.