NILAI BUDAYA DALAM NOVEL PULANG PERGI KARYA TERE LIYE
SEBAGAI KEARIFAN LOKAL

Dublin Core

Title

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL PULANG PERGI KARYA TERE LIYE
SEBAGAI KEARIFAN LOKAL

Description

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah nilai budaya dalam
novel Pulang Pergi karya Tere Liye sebagai kearifan lokal. Tujuan
mendeskripsikan nilai budaya dalam novel Pulang Pergi karya Tere sebagai
kearifan lokal. Metode yang adalah metode deskriptif kualitatif. Data dalam
penelitian ini yaitu data yang memuat nilai budaya dalam novel Pulang Pergi
karya Tere Liye sebagai kearifan lokal. dengan sumber data penelitian ini adalah
novel karya Pulang Pergi karya Tere Liye. yang diterbitkan pada tahun 2020 oleh
PT Gramedia Pustaka Utama. Teknik engumpulan data 1) membaca novel, 2)
membaca ulang, 3) mengumpulkan bagian teks. Teknik analisis data 1)
mengidentifikasi, 2) mengumpulkan data, 3) menginterprestasikan, 4)
menyimpulkan. Hasil penelitian dan pembahasan a) nilai budaya yang terdapat
dalam novel Pulang Pergi karya Tere Liye memiliki 5 nilai budaya. 5 nilai
budaya tersebut adalah peralatan kehidupan, mata pencaian, system pengetahuan,
system kemasyarakatan, dan kesenian, b) berdasarkan hasil dan pembahasan
tentang nilai budaya di atas pada Pulang Pergi karya Tere Liye dapat disimpulkan
bahwa nilai budaya meliputi 5 jenis yaitu, dengan data keseluruhannya berjumlah
64 data, yang meliputi, peralatan kehidupan berjumlah 9 data, mata pencarian 8
data, system pengetahuan 28 data, system kemasyarakatan 18 data, dan kesenian 1
data.

Creator

SINTAMI EFRIDA YENTI
NPM 1821120085
Pembimbing :
Dra.Yanti Paulina, M.Pd
Penguji I :
Dr.Reni Kusmiarti, M.Pd
Penguji II :
Dr.Eli Rustinar, M.Pd

Source

Bahasa Indonesia

Publisher

UPT.Perpustakaan

Date

3 Desember 2022

Contributor

Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Rights

Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Language

Bahasa Indonesia

Identifier

Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter.
Bandung: Refika Aditama.
Ahmad, H. A. (2010). Kearifan Lokal sebagai Landasan Pembangunan Bangsa.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Asriati, N. (2012). Mengembangkan Karakter Peserta Didik Berbasis Kearifan
Lokal Melalui Pembelajaran di Sekolah. Jurnal Pendidikan Sosiologi dan
Humaniora. 3 (2), 106-119.
Ayatrohaedi. (1986). Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta:
Pustaka Pelajar.
Derakhsan, A. & Shirmohammadli, M. (2015). The Difficulties of Teaching
English Language: The Relationship between Research and Teaching.
International Journal of Linguistics. 7 (1): 102-110.
Dubhghaill, O. (2012). Reduction and Representation: The Function(s) of
Understanding and Comparison in, and between, Anthropology and
Literature. The International Journal of Comparative Research in
Anthropology and Sociology. 3 (2).
Emzir & Rohman, S. (2015). Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
Endraswara, S. (2013). Metodologi Penelitian Antropologi Sastra. Yogyakarta:
Penerbit Ombak.
Fajarini, U. (2014). Peranan Kearifan Lokal dalam Pendidikan Karakter. Jurnal
Sosio Didaktika. 1 (2): 123-130.
Faruk. (2012). Novel Indonesia Kolonialisme Ideologi Imansipatoris. Yogyakarta:
Penerbit Ombak.
Gunarsa, S. D., dan Gunarsa, Y. S. (2001). Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan
Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Hendrawanto, Y. (2017). Pemilihan Novel Indonesia Bermuatan Nilai Kearifan
Lokal sebagai Alternatif Bahan Ajar Teks Cerita Fiksi. Jurnal Deiksis. 4
(1): 46-53.
Ikhwan, M. (2017). Dawuk. Serpong: Marjin Kiri.
65
66
Iskandarwasid & Sunendar. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Ismawati, E. (2013). Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Kasnadi & Sutejo. (2010). Kajian Prosa: Kiat Menyisir Dunia Prosa. Ponorogo:
P2MP Spectrum.
Koentjaraningrat. (1985). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
Djambatan.
_____. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Kosasih, E. (2012). Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama
Widya.
Lestari, I. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Akademia Permata.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2016a). Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
2016 tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan Pendidikan. Jakarta:
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Moleong, L. J. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muhajir, N. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Mujiyanto, Y. & Fuady, A. (2011). Sejarah Sastra Indonesia. Surakarta: LPP
UNS dan UNS Press.
Musanna, A. (2011). Rasionalitas dan Aktualitas Kearifan Lokal Sebagai Basis.
Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 17 (6).
Muslich, M. (2014). Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurgiyantoro, B. (2013). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif
(Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan).
Yoyakarta: Diva Press.
67
Pujiharto. (2012). Pengantar Teori Fiksi. Yoyakarta: Penerbit Ombak.
Rahmanto, B. (1988). Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Rahyono, F. X. (2009). The Politeness Prosody of the Javanese Directive Speech.
Jurnal Wacana. 11 (2).
Rampan, K. L. (1984). Kesusastraan Tanpa Kehadiran Sastra: Himpunan Esai
dan Kritik. Jakarta: Yayasan Arus.
Ratna, N. K. (2009). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Rokhmansyah, A. (2014). Studi dan Pengkajian Sastra: Perkenalan Awal
Terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ruhimat, T. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Gravindo
Persada.
Sangiamwibool, A. (2012). Raising Learner Awareness of Local Wisdom in
TourRelated
Sari, R. K. (2016). Kajian Budaya, Kearifan Lokal, dan Nilai Pendidikan
Karakter Novel Nawung Karya Galuh Larasati serta Relevansinya
sebagai Bahan Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMA. Tesis
dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Sartini. (2004). Menggali Kearifan Lokal Nusantara: Sebuah Kajian Filsafat.
Jurnal Filsafat. 37 (2): 111-120.
Setiyadi, D. B. P. (2012). Pemahaman Kembali “Local Wisdom” Etnik Jawa
dalam Tembang Macapat dan Pemanfaatannya sebagai Media Pendidikan
Budi Pekerti Bangsa. Magistra. 24 (79): 71.
Setiyoningsih, T. (2015). Novel Kancing yang Terlepas Karya Handry TM
(Kajian Antropologi Sastra, Nilai-Nilai Pendidikan Karakter, dan
Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di SMA. Skripsi
dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Sibarani, R. (2012). Kearifan Lokal: Hakikat, Peran, dan Metode Tradisi Lisan.
Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).
Siswanto, W. (2008). Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Gramedia.
Sukma, A. (2018). Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Toleransi pada Novel
68
Kambing dan Hujan Karya Mahfud Ikhwan serta Relevansinya dengan
Materi Ajar Apresiasi Sastra di SMA Kelas XII. Skripsi dipublikasikan.
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Sunata, Y.N., Saddhono, K., & Hastuti, S. (2014). Tinjauan Struktural dan Nilai
Pendidikan Novel Bidadari-Bidadari Surga Karya Tere Liye:
(Relevansinya dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah
Atas).BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia
danPengajarannya. 1 (3): 1-15.
Suprihatiningrum, J. (2013). Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sutopo, H. B. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Waluyo, H. J. (2011). Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi. Solo: UNS Press.
Wellek, R. & Warren, A. (1990). Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
Wibowo, A. (2013). Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Wildan. (2013). Kearifan Lokal dalam Novel Seulusoh Karya D. Kemalawati.
Jurnal Bahasa dan Seni. 41 (2): 30-39

Citation

SINTAMI EFRIDA YENTI NPM 1821120085 et al., “NILAI BUDAYA DALAM NOVEL PULANG PERGI KARYA TERE LIYE
SEBAGAI KEARIFAN LOKAL
,” Repository Universitas Muhammadiyah Bengkulu, accessed September 22, 2025, https://repo.umb.ac.id/items/show/3156.