PENAMBAHAN TEPUNG CANGKANG TELUR AYAM RAS DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT HIDUP, PERSENTASE KARKAS, IOFC BURUNG PUYUH (Cortunix cotunix Japonica)
Dublin Core
Title
PENAMBAHAN TEPUNG CANGKANG TELUR AYAM RAS DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT HIDUP, PERSENTASE KARKAS, IOFC BURUNG PUYUH (Cortunix cotunix Japonica)
Description
Burung puyuh merupakan aneka ternak yang potensial untuk dikembangkan, sebagai suatu upaya untuk memaksimalkan potensi komoditas peternakan dalam penyediaan protein hewani untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Burung puyuh dapat menghasilkan telur dan daging dalam waktu yang singkat dengan harga terjangkau.
Menurut Wuryadi (2011), puyuh betina akan mulai bertelur pada umur 42 hari dan produktivitasnya dapat mencapai 250-300 butir/tahun dengan berat telur rata-rata 10 g/butir. Puyuh bertelur selama 15-18 bulan dengan puncak produksinya terjadi pada umur 3-5 bulan, dengan rata-rata produksi telur dalam satu populasi berkisar antara 78-85%.
Sistem pemeliharaan puyuh dilakukan secara intensif dengan memperhatikan sistem perkandangan, pemberian pakan yang sesuai kebutuhan, sistem reproduksi dan penanganan penyakit sehingga dapat berproduksi secara optimal.Dalam proses produksi telur, burung puyuh membutuhkan asupan kalsium untuk mendukung proses pembentukan telur. Salah satu bahan pakan yang mengandung kalsium dan dapat digunakan yaitu tepung cangkang telur.Menurut Umar (2000) cangkang telur mengandung hampir 95,1% terdiri atas garam – garam organik 3,3% bahan organik (terutama protein) dan 1,6% air. Menurut Stadelman dan Owen (1989) sebagai besar bahan anorganik terdiri atas persenyawaan Kalsium Karbonat (CaCO3) sekitar 98,5% dan Magnesium Karbonat (MgCO3) sekitar 0,85%
Biaya pakan merupakan biaya yang tertinggi dalam usaha peternakan puyuh Income over feed cost adalah pendapatan atas biaya ransum yang merupakan penerimaan usaha peternakan dibandingkan dengan biaya ransum. Penerimaan usaha merupakan perkalian antara hasil produksi peternakan dengan nilai atau harga pada saat
itu (dalam kilogram hidup), sedangkan biaya ransum adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu kilogram unggas hidup.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Penambahan Tepung Cangkang Telur Ayam Ras Dalam Ransum Terhadap Bobot Hidup, Persentase Karkas, IOFC Burung Puyuh (Cortunix cotunix Japonica)"
Menurut Wuryadi (2011), puyuh betina akan mulai bertelur pada umur 42 hari dan produktivitasnya dapat mencapai 250-300 butir/tahun dengan berat telur rata-rata 10 g/butir. Puyuh bertelur selama 15-18 bulan dengan puncak produksinya terjadi pada umur 3-5 bulan, dengan rata-rata produksi telur dalam satu populasi berkisar antara 78-85%.
Sistem pemeliharaan puyuh dilakukan secara intensif dengan memperhatikan sistem perkandangan, pemberian pakan yang sesuai kebutuhan, sistem reproduksi dan penanganan penyakit sehingga dapat berproduksi secara optimal.Dalam proses produksi telur, burung puyuh membutuhkan asupan kalsium untuk mendukung proses pembentukan telur. Salah satu bahan pakan yang mengandung kalsium dan dapat digunakan yaitu tepung cangkang telur.Menurut Umar (2000) cangkang telur mengandung hampir 95,1% terdiri atas garam – garam organik 3,3% bahan organik (terutama protein) dan 1,6% air. Menurut Stadelman dan Owen (1989) sebagai besar bahan anorganik terdiri atas persenyawaan Kalsium Karbonat (CaCO3) sekitar 98,5% dan Magnesium Karbonat (MgCO3) sekitar 0,85%
Biaya pakan merupakan biaya yang tertinggi dalam usaha peternakan puyuh Income over feed cost adalah pendapatan atas biaya ransum yang merupakan penerimaan usaha peternakan dibandingkan dengan biaya ransum. Penerimaan usaha merupakan perkalian antara hasil produksi peternakan dengan nilai atau harga pada saat
itu (dalam kilogram hidup), sedangkan biaya ransum adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu kilogram unggas hidup.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Penambahan Tepung Cangkang Telur Ayam Ras Dalam Ransum Terhadap Bobot Hidup, Persentase Karkas, IOFC Burung Puyuh (Cortunix cotunix Japonica)"
Creator
Wahyu Subrata
1650080023
1650080023
DosenPembimbing :
Ir. Wismalinda Rita, MP
Ir. Rita Zurina, MP
Ir. Wismalinda Rita, MP
Ir. Rita Zurina, MP
Source
PETERNAKAN
Publisher
UPT PERPUSTAKAAN
Date
20 Desember 2022
Contributor
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
Rights
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
Language
BAHASA INDONESIA
Identifier
Akil, S, Piliang, W.G, Wijaya, C.H., Utomo, D.B dan Wiryawan, I.K.G. 2008. Pengkayaan selenium organik, inorganik dan vitamin E dalam pakan puyuh terhadap performa serta potensi telur puyuh sebagai sumber antioksidan. JITV. 14(1): 1-10.
Ahdanisa, D. S, Endang Surjana, dan Siti Wahyuni H.S 2014. Pengaruh Tingkat Protein Ransum Terhadap Bobot Potong, Persentase Karkas, Dan Lemak Abdominal Puyuh. Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjajaran. Bandung.
Anonim.2016. Produksi Telur di Indonesia pada tahun 2015. Badan Pusat Statistik, Jakarta
Jafpacomfeed.2018.https://www.japfacomfeed.co.id/en/product-andservices/product-detail/layer-concentrateklks-36-mash#
Karaoglu, M and Durdag, H. 2005. The Influence Of Dietary Probiotic (Saccharomyces cerevisiae) Supplementation And Different Slaughter Age On The Performance, Slaughter And Carcass Properties Of Broilers. International Journal Of Poultry Science, Vol. 5, N. 4, 309-316
Kusumaningrum, I dan Nursetiawati.2019. Pemanfaatan Cangkang telur Pada Pembuatan Tempe Tinggi Kalsium. Laporan Penelitian. Universitas Muhammad Profesor Hamka
Listiyowati E, Roospitasari K. 2007. Puyuh Tata Laksana Budidaya Secara Komersial. Edisi Revisi. Jakarta (ID): Penebar Swadaya
Nuningtyas, Y.F. 2014. Pengaruh penambahan tepung bawang putih (allium sativum) sebagai aditif terhadap penampilan produksi ayam pedaging. J. Ternak Tropika.15 (1) : 21-30
Nursiam, Intan. 2011. Uji Kualitas Telur. Diakses Pada Situs: http://intan nursiam.ujikualitas–telur//19 Juni 2021
Subrata, Wahyu. 2021. Penambahan Tepung Cangkang Telur Ayam Ras Dalam Ransum Terhadap Bobot Hidup, Persentase Karkas, Iofc Burung Puyuh (Cortunix Cotunix Japonica).
Ahdanisa, D. S, Endang Surjana, dan Siti Wahyuni H.S 2014. Pengaruh Tingkat Protein Ransum Terhadap Bobot Potong, Persentase Karkas, Dan Lemak Abdominal Puyuh. Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjajaran. Bandung.
Anonim.2016. Produksi Telur di Indonesia pada tahun 2015. Badan Pusat Statistik, Jakarta
Jafpacomfeed.2018.https://www.japfacomfeed.co.id/en/product-andservices/product-detail/layer-concentrateklks-36-mash#
Karaoglu, M and Durdag, H. 2005. The Influence Of Dietary Probiotic (Saccharomyces cerevisiae) Supplementation And Different Slaughter Age On The Performance, Slaughter And Carcass Properties Of Broilers. International Journal Of Poultry Science, Vol. 5, N. 4, 309-316
Kusumaningrum, I dan Nursetiawati.2019. Pemanfaatan Cangkang telur Pada Pembuatan Tempe Tinggi Kalsium. Laporan Penelitian. Universitas Muhammad Profesor Hamka
Listiyowati E, Roospitasari K. 2007. Puyuh Tata Laksana Budidaya Secara Komersial. Edisi Revisi. Jakarta (ID): Penebar Swadaya
Nuningtyas, Y.F. 2014. Pengaruh penambahan tepung bawang putih (allium sativum) sebagai aditif terhadap penampilan produksi ayam pedaging. J. Ternak Tropika.15 (1) : 21-30
Nursiam, Intan. 2011. Uji Kualitas Telur. Diakses Pada Situs: http://intan nursiam.ujikualitas–telur//19 Juni 2021
Subrata, Wahyu. 2021. Penambahan Tepung Cangkang Telur Ayam Ras Dalam Ransum Terhadap Bobot Hidup, Persentase Karkas, Iofc Burung Puyuh (Cortunix Cotunix Japonica).
Collection
Citation
Wahyu Subrata
1650080023 and DosenPembimbing :
Ir. Wismalinda Rita, MP
Ir. Rita Zurina, MP, “PENAMBAHAN TEPUNG CANGKANG TELUR AYAM RAS DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT HIDUP, PERSENTASE KARKAS, IOFC BURUNG PUYUH (Cortunix cotunix Japonica),” Repository Universitas Muhammadiyah Bengkulu, accessed May 6, 2024, http://repo.umb.ac.id/items/show/3418.