KEABSAHAN RUJUK YANG DILAKUKAN SECARA SEPIHAK OLEH
SUAMI TANPA PERSETUJUAN ISTERI

Dublin Core

Title

KEABSAHAN RUJUK YANG DILAKUKAN SECARA SEPIHAK OLEH
SUAMI TANPA PERSETUJUAN ISTERI

Description

Upaya untuk berkumpul lagi setelah perceraian, para ulama sepakat rujuk itu
diperbolehkan dalam Islam, upaya rujuk ini diberikan sebagai alternatif terakhir
untuk menyambung kembali hubungan lahir batin yang telah terputus. Untuk
mengetahui Keabsahan Rujuk Yang Dilakukan Secara Sepihak Oleh Suami Tanpa
Persetujuan Isteri menurut hukum Islam. Untuk Mengetahui Keabsahan Rujuk
Yang Dilakukan Secara Sepihak Oleh Suami Tanpa Persetujuan Isteri menurut
hukum positif Indonesia. Jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah
dengan Penelitian hukum normatif (normative law research) menggunakan studi
kasus normatif berupa produk perilaku hukum, misalnya mengkaji UndangUndang. Hasil penelitian Keabsahan Rujuk Yang Dilakukan Secara Sepihak Oleh
Suami Tanpa Persetujuan Isteri menurut hukum Islam Keabsahan Rujuk Yang
Dilakukan Secara Sepihak Oleh Suami Tanpa Persetujuan Isteri menurut hukum
Islam Rukun dan syarat-syarat rujuk adalah hal yang harus dipenuhi untuk
terlaksananya sebuah perbuatan rujuk tersebut. jika istri dicerai belum pernah
dicampuri, maka tidak sah rujuk, tetapi harus dengan perkawinan baru lagi. Kalau
suami menalak beberapa istrinya, kemudian ia rujuk kepada salah seorang dari
mereka dengan tidak ditentukan siapa yang dirujukkan, rujuknya itu tidak sah.
Rujuk itu terjadi sewaktu istri masih dalam iddah talaq raj‟i. laki- laki masih
mempunyai hubungan hukum dengan istri yang ditalaknya secara thalaq raj‟i,
Rujuk itu dilakukan oleh suami atas kehendak sendiri, wajibnya mendatangkan
saksi. Keabsahan Rujuk Yang Dilakukan Secara Sepihak Oleh Suami Tanpa
Persetujuan Isteri menurut hukum positif Indonesia Tata cara rujuk dalam
kompilasi Hukum Islam diatur dalam pasal 167-169 yang berbunyi sebagai
berikut:Pasal 167 Suami yang hendak merujuk istrinya datang bersama-sama
istrinya ke Pegawai Pencatat Nikah atau Pembantu Pegawai Pencatat Nikah yang
mewilayahi tempat tinggal suami istri dengan membawa penetapan tentang
terjadinya talak dsn surat keterangan lain yang perlakukan. Rujuk dilakukan
dengan persetujuan istri dihadapan Pegawai Pencatat Nikah atau Pembantu
Pegawai Pencatat Nikah

Creator

ARIO FIKRI DWIYANTO
1880740043
Pembimbing
Dr. Sinung Mufti Hangabai, S.H., M.H

Source

HUKUM

Publisher

UPT.Perpustakaan

Date

07 Desember 2022

Contributor

Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Rights

Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Language

Bahasa Indonesia

Identifier

Buku :
A. Mukti Arto, 1998. Praktik Perkara Perdata Pada Peradilan Agama.
Yogyakarta:pustaka pelajar.
Abd Ar-Rahman Al-Jaziri, Al-fiqh ala Mazahib al-Arba‟ah Penerjemah:
Chatibul Umam dan Abu Hurairah, Fiqh Empat Madzab. Jakarta: Darul
Ulum Press, 2001.
Abdul Rahman Ghozali, 2014. Fiqh Munakahat, cetakan Ke-6, Jakarta : Kencana.
Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum. Cet. 1, PT. Citra
AdityaBakti, Bandung.
Abdurrahman, Himpunan Peraturan dan perundang-undangan tentang
perkawinan, Jakarta: Akademika presindo, 1986.
Ahmad Azhar Basyir, 2000. Hukum Perkawinan Islam, Yogyakarta, UII Press:
2000.
Ahmad Mustofa Al-Maragi, Tafsir Almaragi, juz 1, 2, 3, Semarang:CV Toha
Putra 1974.
Ahmad Rofiq, 1998. Hukum Islam di Indonesia, Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada.
Aidh. Abdulohah Al-Qarni, 2004. Berbahagialah, Penerjemah : Samson Rahman,
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Ali Qaimi, 2002. Menggapai Langit Masadenpan Anak, Bogor: Cahaya.
Alwi, Hasan, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Amir Nuruddin, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2006 cet
ke 3).
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqih
Munakahat Dan Undang-Undang Perkawinan, Jakarta: Kencana, 2009.
Amir Syarifuddin. 2013. Garis-Garis Besar Fiqh, Jakarta: Kencana.
Boedi Abdullah dan Beni Ahmad Saebani, Perkawinan Perceraian Keluarga
Muslim, Bandung: CV Pustaka Setia, 2013.
Budi Susilo, 2007. Prosedur Gugatan Cerai, Pustaka Yustisia, Yogyakarta.
Bungaran Antonius Simanjuntak (ed.), 2013. Harmonius Family: Upaya
Membangun Keluarga Harmonis. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Departemen Agama, Kompilasi Hukum Islam, Jaakarta: Departemen Agama,
2000.
Dirjen Bimas dan Urusan Haji., Himpunan Peraturan Perundang-Undangan
Perkawinan, Jakarta: dirjen Urusan Agama Islam, 2015.
Harun Nasution, Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran, Bandung, Mizan:
1998.
Hasan Basri, 2004. Keluarga Sakinah : Tinjauan Psikologi dan Agama.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hasbiyallah, 2015. Keluarga Sakinah , Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hasbul Wanni Maq, 1994. Perkawinan Terselubung Diantara Berbagai
Pandangan, Jakarta, Golden Teragon Press.
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Terjemah Bulughul Maram, Jakarta: Pustaka Amani
2000. 526
Ibnu Mas‟udi, 2007. Edisi Lengkap Fiqih Madzhab Syafi‟i Jilid 2, Bandung:
Pustaka Setia.
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid Terjemah Bidayatul Mujtahid (diterjemahkan
oleh Abdul Rasyad Shiddiq), Jakarta: Akbar Media, Cetakan I, 2013.
Kamal Muchtar, 2010 Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan, Jakarta: PT
Bulan Bintang.
Muhammad Abu Zahrah, 1958. Usul al-Fiqh , Cairo, Dar al-Fikr al-„arabi.
Muhammad Syalthut Ali as-Sayis, 2000. Fiqh Tujuh Madzhab, Tjm.
Muqarranatul Madzaib fil Fiqh i, Bandung, Pustaka Setia.
Satria Effendi, M. Zein, 2005. Ushul Fiqh , Jakarta, Prenada Media.
Sayyid Sabiq, fiqih sunnah, Bandung: PT Alma‟arif, 1987.
Slamet Abidin dan Aminuddin, 1999. Fiqh Munakahat 1, Bandung: CV Pustaka
Setia.
Slamet Abidin dan Aminuddin, 1999. Fiqih Munakahat 2, Bandung, CV Pustaka
Setia.
Sohari Sahrani, 2010. Fikih Munakahat, Jakarta, PT Raja Grafindo.
Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992.
Suparman Usman, Hukum Islam dan Asas-Asas dan Pengantar Studi Hukum
Islam
dalam Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001.
Syaikh Hasan Ayyub, 2006. Fiqih Keluarga, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar.
Syeh Ibrahim Al-Baijuri, Al-Baijuri, London: Dar Al-Fiqri, Beirut, Juz 2, 1994.
Syekh Muhammad ibn Qasim al-Ghazzi, 2009. Fath al-Qarib al-Mujib, Kairo,
Maktabah Daral-Turas.
Syekh Zainuddin Ibn Abd Aziz al-Malîbary, 1980. Fath al-Mu’în, Kairo,
Maktabah Daral- Turas.
T.M. Hasbi ash-Shiddieqy, 1993. Filsafat Hukum Islam, Jakarta, Pustaka Bintang.
Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat :Kajian Fikih Nikah Lengkap,
Rajawali Pers, Jakarta, 2013.
Yudian W. 1995. Aswin, Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta, Pustaka Setia.
Zakiah Daradjat, 1995 Ilmu Fiqh Jilid 2, Dana Bhakti wakaf, Yogyakarta.
Zakiah Dradjat, 1975. Ketenangan dan Kebahagiaan Dalam Keluarga, Jakarta:
Bulan Bintang.
Jurnal
Ahmad Anwar Musyafa, 2017. Rujuk Tanpa Persetujuan Istri (Analisis Pendapat
Khatib Syarbani Dalam Kitab Al-Iqna’). Fakultas Syariah Dan Hukum
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Arifin Abdullah, Delia Ulfa, 2018. Kedudukan Izin Rujuk Suami Dalam Masa
Iddah (Analisis Perspektif Hukum Islam), Jurnal, Hukum Keluarga Islam
Volume 2 No.2.
Undang-undang
Peraturan Menteri Agama No. 11 tahun 2007 tentang tata cara rujuk menjelaskan
bahwa: Pasal 29

Collection

Citation

ARIO FIKRI DWIYANTO 1880740043 and Pembimbing Dr. Sinung Mufti Hangabai, S.H., M.H, “KEABSAHAN RUJUK YANG DILAKUKAN SECARA SEPIHAK OLEH
SUAMI TANPA PERSETUJUAN ISTERI,” Repository Universitas Muhammadiyah Bengkulu, accessed October 22, 2024, http://repo.umb.ac.id/items/show/3297.