BAHASA KIASAN (MAJAS) DALAM PANTUN SENI DENDANG SERAWAI DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN
Dublin Core
Title
BAHASA KIASAN (MAJAS) DALAM PANTUN SENI DENDANG SERAWAI DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN
Description
Abstrak: Untaian kata dalam pantun yang dipilih oleh pelaku seni dendang menggunakan bahasa kiasan. Apa yang ingin disampaikan disembunyikan dalam kiasan-kiasan. Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana proses pelaksanaan seni dendang Serawai di Kabupaten Bengkulu Selatan 7 (2) Bagaimanakah bentuk bahasa kiasan/majas yang terdapat dalam pantun seni dendang Serawai berdasarkan konteks tuturan di Kabupaten Bengkulu Selatan? Tujuan penelitian (1) mendeskripsikan proses pelaksanaan seni dendang Serawai di Kabupaten Bengkulu Selatan,(2) mendeskripsikan bentuk bahasa kiasan/majas dalam pantun seni dendang Serawai di Kabupaten Bengkulu Selatan. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa observasi langsung, peneliti hadir pada pertunjukkan seni dendang tersebut, kemudian melihat, menyimak, merekam dengan tape recorder, mencatat dan mewawancarai secara langsung orang-orang yang terlibat dalam pertunjukan tersebut. Data dalam penelitian ini adalah semua pantun yang terdapat dalam seni dendang Serawai pada saat pertunjukan berlangsung di Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari informan yakni pendendang, penari sekaligus pemantun (orang yang mendendangkan pantun), jenang (orang yang mengatur jalannya pertunjukan seni dendang).. Kesimpulan penelitian ini adalah (a) proses pelaksanaan seni dendang Serawai adalah 1. dendang belidang, 2. dendang lagu duau, 3.dendang tari piring, 4. dendang ketapang, 5. dendang tarik mabuk, 6. dendang tari mak inang. 7. dendang tari pulau pinang, 8. dendang tari berempat, 9. dendang tari gendang, 10. dendang Teraja, 11. dendang tari reduak, 12. dendang mambang, 13. dendang rampai, 14. dendang talibun, 15.dendang tari kain panjang, 16. dendang tari randai, (b). Bentuk bahasa kiasan yang terdapat dalam seni dendang Serawai ditemukan empat jenis. Keempat jenis bahasa kiasan yang ditemukan adalah:1.Metafora, 2. Perbandingan, 3. Metanomia dan 4. Sinekdok. Disarankan perlu adanya pelestarian pantun dalam seni dendang Serawai melalui pembinaan oleh lembaga terkait, melaksanakan kegiatan lomba antarkelompok seni dendang, menjadikan seni dendang sebagai kesenian yang harus dipertunjukkan dalam setiap upacara perkawinan.
Abstrak: Untaian kata dalam pantun yang dipilih oleh pelaku seni dendang menggunakan bahasa kiasan. Apa yang ingin disampaikan disembunyikan dalam kiasan-kiasan. Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana proses pelaksanaan seni dendang Serawai di Kabupaten Bengkulu Selatan 7 (2) Bagaimanakah bentuk bahasa kiasan/majas yang terdapat dalam pantun seni dendang Serawai berdasarkan konteks tuturan di Kabupaten Bengkulu Selatan? Tujuan penelitian (1) mendeskripsikan proses pelaksanaan seni dendang Serawai di Kabupaten Bengkulu Selatan,(2) mendeskripsikan bentuk bahasa kiasan/majas dalam pantun seni dendang Serawai di Kabupaten Bengkulu Selatan. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa observasi langsung, peneliti hadir pada pertunjukkan seni dendang tersebut, kemudian melihat, menyimak, merekam dengan tape recorder, mencatat dan mewawancarai secara langsung orang-orang yang terlibat dalam pertunjukan tersebut. Data dalam penelitian ini adalah semua pantun yang terdapat dalam seni dendang Serawai pada saat pertunjukan berlangsung di Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari informan yakni pendendang, penari sekaligus pemantun (orang yang mendendangkan pantun), jenang (orang yang mengatur jalannya pertunjukan seni dendang).. Kesimpulan penelitian ini adalah (a) proses pelaksanaan seni dendang Serawai adalah 1. dendang belidang, 2. dendang lagu duau, 3.dendang tari piring, 4. dendang ketapang, 5. dendang tarik mabuk, 6. dendang tari mak inang. 7. dendang tari pulau pinang, 8. dendang tari berempat, 9. dendang tari gendang, 10. dendang Teraja, 11. dendang tari reduak, 12. dendang mambang, 13. dendang rampai, 14. dendang talibun, 15.dendang tari kain panjang, 16. dendang tari randai, (b). Bentuk bahasa kiasan yang terdapat dalam seni dendang Serawai ditemukan empat jenis. Keempat jenis bahasa kiasan yang ditemukan adalah:1.Metafora, 2. Perbandingan, 3. Metanomia dan 4. Sinekdok. Disarankan perlu adanya pelestarian pantun dalam seni dendang Serawai melalui pembinaan oleh lembaga terkait, melaksanakan kegiatan lomba antarkelompok seni dendang, menjadikan seni dendang sebagai kesenian yang harus dipertunjukkan dalam setiap upacara perkawinan.
Creator
Reni Kusmiarti
Source
LITERALISASI Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher
UPT Perpustakaan
Date
15 April 2023
Contributor
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
Rights
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
Format
PDF File
Language
Bahasa Indonesia
Type
Artikel Jurnal
Identifier
Ahmad, Araby,dkk. 1983. Sastra Lisan Aceh. Jakarta: P3 B Depdikbud.
Aliana, Zainal Arifin,dkk. 1979. Bahasa Serawal Jakarta: P3 B Depdikbud.
Bakar, Jamil, dkk. 1981. Sastra Lisan Minangkabau. Jakarta: P3 B Depdikbud.
Depdikbud 1999/2000. "Aspek Budaya seni Dendang dalam Upacara Perkawinan Adat di Kota Bengkulu".
Didipu, Herman, 2011. Sastra Daerah Konsep Dasar, Penelitian, dan Pengkajiannya. Gorontalo: Ideas Publishing.
Laclasari dan Nurlailah 2006 Kamus Istilah Sastra Bandung Nunulia
Nurgiyantoro, Burhan 2011. Penilaian dalam Pendekatan Sastra (Pendekatan Taksonomis) dalam Pengajaran Sastra Editor: Jabrohim. Yogyakarta: Kanisius.
Pradopo, Rahmat Djoke. 2010. Pengkajian Puisi (Cet ke-11) Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Rahman, Elmustian dan Abdul Jalil 2005
Bahan Ajar Teori Sastra Pekanbaru Labor Bahasa dan
Universitas Riau
Jurnalistik
Ratna, Nyoman Katha 2009. Stilistika, Kajian Painika Bahasa Sastra, dan
Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Supriyanto, Teguh. 2011. Kajian Stilistika
dalam Prosa. Yogyakarta: Elmetera
Publishing
Surana 2001. Pengantar Sastra Indonesia. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Susanti, Herma 1996." Aspek Religius Islam dalam Struktur dan Lingkungan Sastra Bedindang di
Penceritaan Kabupaten Bengkulu Selatan". Skripsi Padang: IKIP Padang.
Ahmad, Araby,dkk. 1983. Sastra Lisan Aceh. Jakarta: P3 B Depdikbud.
Aliana, Zainal Arifin,dkk. 1979. Bahasa Serawal Jakarta: P3 B Depdikbud.
Bakar, Jamil, dkk. 1981. Sastra Lisan Minangkabau. Jakarta: P3 B Depdikbud.
Depdikbud 1999/2000. "Aspek Budaya seni Dendang dalam Upacara Perkawinan Adat di Kota Bengkulu".
Didipu, Herman, 2011. Sastra Daerah Konsep Dasar, Penelitian, dan Pengkajiannya. Gorontalo: Ideas Publishing.
Laclasari dan Nurlailah 2006 Kamus Istilah Sastra Bandung Nunulia
Nurgiyantoro, Burhan 2011. Penilaian dalam Pendekatan Sastra (Pendekatan Taksonomis) dalam Pengajaran Sastra Editor: Jabrohim. Yogyakarta: Kanisius.
Pradopo, Rahmat Djoke. 2010. Pengkajian Puisi (Cet ke-11) Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Rahman, Elmustian dan Abdul Jalil 2005
Bahan Ajar Teori Sastra Pekanbaru Labor Bahasa dan
Universitas Riau
Jurnalistik
Ratna, Nyoman Katha 2009. Stilistika, Kajian Painika Bahasa Sastra, dan
Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Supriyanto, Teguh. 2011. Kajian Stilistika
dalam Prosa. Yogyakarta: Elmetera
Publishing
Surana 2001. Pengantar Sastra Indonesia. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Susanti, Herma 1996." Aspek Religius Islam dalam Struktur dan Lingkungan Sastra Bedindang di
Penceritaan Kabupaten Bengkulu Selatan". Skripsi Padang: IKIP Padang.
Collection
Citation
Reni Kusmiarti, “BAHASA KIASAN (MAJAS) DALAM PANTUN SENI DENDANG SERAWAI DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN,” Repository Universitas Muhammadiyah Bengkulu, accessed April 26, 2024, http://repo.umb.ac.id/items/show/3570.