ANALISI PENGGUNAAN KESANTUNAN BAHASA BERBAHASA PADA NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE-LIYE

Dublin Core

Title

ANALISI PENGGUNAAN KESANTUNAN BAHASA BERBAHASA PADA NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE-LIYE

Description



Abstrak: Novel menggunakan tuturan dan percakapan yang memenuhi prinsip kesantunan berbahasa. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu: "bagaimana penggunaan kesantunan berbahasa dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere-Liye?". Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere-Liye. Manfaat penelitian adalah: 1) menambah pengetahuan masyarakat dalam bertutur memperhatikan sopan santun agar komunikasi yang terjadi tidak menyinggung lawan tutur. 2) Bagi penulis meningkatkan kesadaran dan keinginan untuk berbahasa santun. 3) Sebagai referensi dan bahan acuan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian mengenai penggunaan kesantunan berbahasa khususnya pada novel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif. Data dalam penelitian ini adalah dialog yang mengandung maksim-maksim kesantunan berbahasa pada novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere-Liye. Sedangkan sumber data penelitian adalah percakapan dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere-Liye. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik baca, catat, dan pustaka. Teknik analisis adalah mencatat data dalam tabel, mengidentifikasi dan mengklasifikasi data sesuai dengan prinsip kesantunan berbahasa. Menganalisis data kemudian diinterpretasikan menurut prinsip kesantunan berbahasa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere-Liye sudah memenuhi ke enam maksim prinsip kesantunan berbahasa menurut Leech, yaitu terkumpul 114 tuturan yang terdiri dari 90 tuturan yang menggunakan prinsip kesantunan bebahasa meiputi: a) maksim kebijaksanaan sebanyak 12 tuturan, b) maksim kedermawanan sebanyak 7 tuturan, c) maksim penghargaan sebanyak 16 tuturan, d) maksim kesederhanaan sebanyak 10 tuturan, e) maksim permufakatan sebanyak 31 tutuan, dan f) maksim kesimpatian sebanyak 14 tuturan. Di dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere-Liye prinsip kesantunan berbahasa yang paling banyak digunakan adalah maksim permufakatan yaitu sebanyak 31 tuturan, hal ini menunjukkan penutur dan lawan tutur sudah memaksimalkan kesepakatan atau kecocokannya, sedangkan prinsip kesantunan berbahasa yang paling sedikit digunakan adalah maksim kedermawanan yaitu 7 tuturan.

Creator

Reni Kusmiarti
Yeti Herawani

Source

LITERALISASI Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia

Publisher

UPT Perpustakaan

Date

15 April 2023

Contributor

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

Rights

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

Format

PDF File

Language

Bahasa Indonesia

Type

Artikel Jurnal

Identifier



Budianta, Melainie, dkk. 2002. Membaca Sastra. Magelang: Indonesiatera.
Chaer, Abdul dan Agustina Leonie. 2010. Sosiolinguitik Umum. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ihsan, Diemroh. 2011. Pragmatik, Analisis Wacana, dan Guru Bahasa. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Diterjemahkan oleh Azhar Simin. Jakarta: Universitas Indonesia.
Moleong, L. J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wellek, Rene. Warren, Austin. 1977. Theory of Literature. London: Harcourt Brace
Javanovich, Publisher.
Winaryo Surakhmad.
1980. Pengantar
Interaksi
Mengajar-Belajar
Dasar-
dasar dan Teknik metodologi Pengajaran.
Bandung: Tarsito.
Yule, George, 2014. Pragmatik.
Diterjemah-
kan oleh Indah Fajar Wahyudi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Citation

Reni Kusmiarti and Yeti Herawani, “ANALISI PENGGUNAAN KESANTUNAN BAHASA BERBAHASA PADA NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE-LIYE,” Repository Universitas Muhammadiyah Bengkulu, accessed July 27, 2024, http://repo.umb.ac.id/items/show/3571.